Sabtu, 09 Januari 2016

Mengenang Expedisi Puser Melati (Situs Batu Bubut, dan Pewadonan)







Mengenang Expedisi Puser Melati (Situs Batu Bubut, dan Pewadonan)
  (Tim: Bang Panjul, anak dan istri, , Ustad Oby, Tarno Loreng, Waryudi Weregul, Eris Bayu Tungseb, Jamin Montir, Ade Anwar, Ade, Darsiah Dodol, Maul Dongkrak, Lastri Aced, Waryani plus H. Rasmidi, anak dan istri)

Minggu 23 Januari 2011
Tim ekspedisi KPA Jenderal telah hadir 17 orang di Mako KPA Jenderal Jatimunggul Indramayu, sesuai dengan komitmen seminggu sebelumnya dan rapat tadi malam sekalian malam mingguan di Mao, maka pagi ini tim akan berangkat ke lokasi destinasi ekspedisi yaitu Gunung Puser Melati di wilayah Ciwado suatu wilayah perbatasan antara Indramayu dan Sumedang.
Seperti biasa... sebenarnya tidak boleh dibiasakan.. tapi sudah sering terjadi dan ini kebiasaan buruk juga sebenernya setiap akan berangkat ekspedisi tim berkumpul tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan, Hasil kesepakatan semalam tim harus sudah kumpul di Mako pukul 5.30 WIB, eh pada datangnya pukul 6.30 WIB, wah telatnya 1 jam bro..
Tapi bukannya tanpa alasan.. Lah rencana kumpul di Mao jam 5.30 WIB. Lah selesai rapat bukannya pulang malah begadang di Mao sampai jam 5.30 itupun garda-gara diusir Bang Panjul, kalau tidak mungkin baru pada pulang jam 7 pagi.. wah bisa Berantakan nih acara.
Maklum.. Mako KPA Jenderal ini tempatnya bikin betah untuk kawula muda anggota KPA Jenderal, kiri kanan hutan, depan hutan, belakang kandang ayam dan entok, jadi kalau malam Minggu memang asyik buat tempat begadang, curhat dan ketawa-ketiwi sambil bakar ayam atau medes entok nya Bang Panjul. Mereka Senen... Bang Panjul tekor hehehe.
Tapi hebatnya anggota KPA Jenderal ini, walaupun habis begadang dalam waktu satu jam sudah bisa berkumpul kembali di Mako tanpa kelihatan ngantuk sama sekali, entahlah masalah mandi mah itu mah rahasia pribadi yah.. tenang Min... rahasia aman, ga akan dibukain ko,  hehehe
Lanjut yah.. seperti biasa sebelum berangkat Bang Panjul mengarahkan tim tentang strategi perjalanan baik di jalan raya maupun di lintas medan offroad juga seputar materi-materi perjalanan, tak lupa selalu berdoa agar selamat dan berbahagia serta selalu ceria dalam perjalanan darimulai berangkat sampai pulang ke rumah masing-masing.

Jam 07.00 WIB Tim berangkat menuju Cikamurang dengan kesepakatan Leader Oby Ustad dan Sapu Jagat Bang Tarno Loreng. Kesepakatan kecepatan motor dipacu sikisaran 50 – 60 km/jam dengan jarak antar motor 10-15 meter. Alhamdulillah perjalanan menuju Cikamurang tidak ada hambatan apapun.
Jam 08.00 WIB tim sampai di Cikamurang tepatnya di rumah Abah Maja. Kita disambut hangat keluarga Abah Maja, diajak sarapan dan wedangan (red=minum air manis hangat, bisa teh atau kopi). Wah asik nih sambil istirahat dapet sarapan gratis, gedang gratis malah temen-temen dapat kelapa muda gratis juga, malah ada juga yang larak-lirik gratis, maklum namanya anak muda ga boleh nongkrong di pinggir jalan pasti matanya aktif.. hehehe. 



Sarapan sudah, wedangan sudah, waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB waktunya melanjutkan perjalanan kembali. Kita pun berangkat menuju Ciwado menuju rumah Juru Kunci Wa Tarman (Alm), sepanjang perjalanan kita bisa melihat hamparan sawah yang hijau dan masyarakat desa yang ramah dan selalu menyapa dengan senyuman kepada tim kita ini, luar biasa... ramahnya bangsa ku.
09.30 WIB, tim sampai di rumah juru kunci dan kita pun diberi arahan tentang tata tertib dan etika yang harus kita hormati dalam perjalanan menuju Gunung Puser Melati ini. Sebenarnya sebelum berangkat ke lokasi inipun tim KPA Jenderal dan TMC ini sudah terlebih dahulu mempelajari seluk beluk wilayah, masyarakat, budaya dan mitos yang ada di wilayah destinasi Gunung Puser Melati, tapi informasi dari sesepuh des itu lebih akurat, karena beliau adalah nara sumber asli yang mengetahui betul situasi dan kondisi wilayah setempat.


Alhamdulillah sesepuh desa ini tertarik untuk mendampingi kami dalam perjalanan selanjutnya menuju Gunung Puser Melati. Tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya satu jam perjalanan kami pun sampai di gunung Puser Melati. Di sini kami melihat pemandangan hamparan bebatuan kira-kira besarnya mendekati sebesar kerbau atau rumah mungkin yah... jumlahnya cukup banyak. Di tempat ini kami mendapat cerita dari juru kunci bahwa tempat ini dulunya menjadi tempat perjanjian tapal batas wilayah antara Indramayu dan Sumedang dan di sini pula sebagai tapal batas berdiri batu besar yang dipahat berbentuk kubus, yang kemudian diberi nama “Batu Bubut” (Batu Pahat”.
Selesai kami mendengar cerita, kami pun mengadakan acara doa bersama dipimpin Bapak H. Rasmidi setelah itu kami diarahkan untuk mengunjungi situs-situs yang ada di tempat itu, diantaranya Situs Pewadonan dan Cilalanang.




 Menurut Juru Kunci Situs Pewadonan dan Cilalanang ini terjadi dalam kisah Sangkuriang (Jati Gede ), yang mana kita juga pernah mengetahui tentang kisah ini yang menceritakan pada jaman itu Sangkuriang ingin menikah dengan Dayang Sumbi  yang merupakan ibu kandungnya sendiri, sehingga Dayang Sumbi mencari akal agar pernikahan itu tidak terjadi dengan memberi persyaratan yang berat atas saran para guru atau sesepuh kalaitu,  dan akhirnya menetapkan syarat agar Sangkuriang membendung dahulu kali atau sungai tersebut agar bisa berlayar, namun harus dikerjakan hanya dalam satu malam.

 Perjalanan menuju Situs Pewadonan ini medannya cukup lumayan terlebih dalam tim kita ini ada dua orang anggota yang masih anak-anak yaitu dede Putri dan anak Pa H. Rasmidi, namun KPA Jendral memiliki semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang luar biasa sehingga setiap bentuk medan bisa dilalui dengan kerja sama dan kekompakan tim, saling bahu membahu pokoknya mantap bener deh...


Situs Batu Pewadonan bentuknya dianggap mirip atau menyerupai “kepunyaan perempuan”, terletak di hilir sungai Cilalanang, sedangkan watu pelanangan yang mirip atau menyerupai  “kepunyaan laki-laki” berada di daerah hilir Cijambe. Menurut adat setempat tempat-tempat itu merupakan tempat yang sakral sehingga banyak di kunjungi, konon katanya untuk mendapat keselamatan dan pengasihan. Yang paling menarik perhatian tim adalah banyaknya “CD” milik perempuan yang digantungkan di dahan-dahan atau ranting-ranting pepohonan, bahkan ada yang berserakan, dan beberapa anggota tim ada juga yang iseng membaca nama-nama yang tertera di “CD” yang berserakan itu.. Hub dasar..... hehehe.
Ssstttt menjelang pulang, Bang Panjul ditawari untuk kembali ke tempat itu dan dijanjikan akan diantarkan ke Situs Cilalanang, tapi kunjungan lain kali bawa Paku Jureh yah... yang panjang dan gede tuh.. bawa empat buah yah... kata sang juru kunci berbisik pada Bang Panjul. Buat apa yah...??? hehehe enggan taulah... Bang Panjul juga ga ngeri... atau pura-pura engga ngeri ajah hehehe.
Sebenarnya rencana kami hari itu sampai ke Cilalanang, namun apa daya mendung tebal tiba-tiba menyelimuti wilayah itu, dan dalam tim ada dua anggota yang masih anak-anak, danperjalanan kami pulangpun menyusuri aliran sungai Cilalanang, akhirnya kami putuskan untuk turun ke desa dan untuk destinasi Cilalanang bisa di lain waktu demi keselamatan dan keamanan bersama.
Pukul 12.00 WIB kami turun menelusuri aliran sungai Cilalanang, mengantarkan juru kunci pulang ke rumahnya lalu menuju rumah Abah Maja di Lajem, dan kembali Abah Maja harus berkorban kelapa muda... hehehe... maklum tim KPA Jenderal ini pandai-pandai dalam merayu..
Sudah puas makan siang dan minum air kelapa muda di rumah Abah Maja di desa Lajem, pukul 16.00 WIB kami pun permisi untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Mako KPA Jenderal, seperti biasa Bang Panjul mengarahkan tim untuk berdoa, dan memberikan arahan strategi perjalanan pulang, kali ini yang ditunjuk leader adalah Bang Tarno Loreng dan tim sapu jagat adalah Bang Oby Ustad. Akhirnya pukul 17.00 WIB tim tiba kembali di Mako KPA Jenderal dengan selamat. Kami berkumpul sejenak membentuk lingkaran untuk melantunkan doa-doa syukur atas rahmat, hidayah dan berkah Allah SWT sehingga kami bisa melaksanakan perjalanan touring wisata mitos dan budaya ini dengan selamat dan penuh keceriaan.
Mohon maaf bila ada salah kata atau salah penulisan nama baik nama tempat ataupun nama orang yah namanya Bang Panjul ini manusia biasa hehehe.
Wassalam.
Salam Lestari
Salam Sejuk.
Bang Panjul
Referensi Bacaan:
http://perumperhutani-divrejanten.blogspot.co.id/2014/11/mengenal-situs-keramat-di-hutan.html

Tidak ada komentar:

Entri yang Diunggulkan

Menguak Misteri dan Mitos Gunung Tampomas

Menguak Misteri dan Mitos Gunung Tampomas ( Tampomas Expediton 2016 – KPA Jenderal ) 27 – 28 Agustus 2016 Puncak G Tamp...